The-Max

Mutih Blog's Wetan

Dana BLT Desa Mutih Wetan Diselewengkan

DEMAK - Pembagian dana bantuan langsung tunai (BLT) di Desa Mutih Wetan, Kecamatan Wedung. Demak menuai masalah. Pasalnya, dana BLT yang diterima warga miskin di kampung tersebut diduga dipotong untuk kebutuhan membangun jalan desa.

Tak hanya itu, sejumlah warga juga menuding penyaluran BLT dinilai tidak transparan serta tidak sesuai prosedur. Tokoh masyarakat Desa Mutih Wetan, Su’udi mengungkapkan, dana BLT dengan nilai total sebesar Rp 5.300.000 sebagian besar di antaranya digunakan untuk membangun jalan desa.

Dalam catatannya, dana tersebut hanya tersisa Rp 1.659.500. Selain jalan, dana BLT rencananya juga akan digunakan untuk menambah dana pembelian mesin genset untuk menghidupkan aliran listrik darurat. “Pemotongan BLT tidak ada kesepakatan warga sebelumnya. Selain itu, uang BLT tersebut juga diambil secara kolektif oleh perangkat desa dan tidak langsung diambil warga sendiri,”katanya.

Bahkan, agar dana itu dapat dicairkan secara kolektif, oknum petugas Kantor Pos diduga diberi pelicin. BLT diambil perangkat desa dan selanjutnya setiap ketua RT dipanggil untuk menerima dana bantuan pemerintah sebagai bentuk kompensasi BBM tersebut.

Su’udi membeberkan, dana BLT dipotong merata di setiap RT. Menurutnya, di Desa Mutih Wetan sendiri terdapat sebanyak 2 RW dan 6 RT. “Potongan BLT rata rata sebesar Rp 60 ribu. Sebelumnya mau dipotong Rp 80 ribu,”terangnya didampingi tokoh desa lainnya, Dalhar.

Su’udi mengatakan, setiap warga sedianya mendapatkan Rp 200 ribu. Namun, karena dipotong nilainya berkurang. Ada yang mendapatkan Rp 150 ribu. Bahkan, adapula yang hanya mendapatkan Rp 30 ribu.

“Kami sebelumnya sudah menanyakan ke Kantor Pos, tapi ternyata dana BLT sudah diambil perangkat desa semuanya,”kata dia. Selain soal BLT, dugaan penyimpangan lainnya adalah aset atau bengkok desa tidak dilelang secara transparan.
Sebaliknya, bengkok seluas 6 hektare langsung digarap oleh oknum perangkat desa. “Dana bantuan APBD 2006 sebesar Rp 28.450.000 juga tak jelas,”imbuhnya.

Dikonfirmasi terpisah, Carik Desa Mutih Wetan, Saiful Anas mengatakan, penerima BLT di desanya jumlahnya sekitar 229 keluarga miskin. Kendati demikian, pihaknya tidak tahu menahu soal pencairan BLT yang dilakukan secara kolektif sebelumnya.

“Saya tidak tahu apakah pencairannya dilakukan secara kolektif atau tidak. Begitupula soal pemotongan saya tidak tahu. Mungkin bisa saja terjadi di RT. Tapi saya tidak tahu,”tegasnya kepada wartawan. (Radar Semarang)
Selengkapnya...